29 Ogos 2014

DR ASRI-Salafussoleh THAWUS BIN KAISAN_Kisahnya Dgn Khalifah Hisyam bin ...



 Imam Thawus bin Kaisan Yang Berani Menegur Khalifah Hisyam bin Abdul Malik|
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Setelah masuk Makkah dia berkata,



“Datangkan kehadapanku se­orang sahabat Nabi.”
Dikatakan kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, me­reka telah tiada.”
Khalifah berkata, “(Jika demikian), seorang dari tabi’in.”
Maka dihadirkanlah Imam Thawus bin Kaisan Al-Yamani seorang ulama tabiin yang agung, murid kepada sahabat Nabi Ibnu Abbas r.a. yang mana Sayyidina Ibnu Abbas r.a. pernah berkata tentangnya, “Sesungguhnya aku yakin bahawa Thawus adalah salah seorang penghuni syurga”.
Tatkala dia menemui Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, dia menanggalkan sandalnya di pinggir permadani Amirul Mukminin dan dia tidak mengucapkan salam kepada Khalifah dengan me­nyebut gelaran Amirul Mukminin, sebaliknya dengan berkata,
“Semoga kesejahteraan ke atasmu wahai Hisyam” bahkan dia tidak menyebutkan kunyahnya(gelaran dgn 'Abu' seperti Abu Muhammad dll) lalu dia duduk di sam­ping Khalifah dan berkata, “Bagaimana keadaanmu wahai Hisyam?”
Maka seketika itu Amirul Mukminin sangat marah dan ingin mem­bunuhnya, akan tetapi disampaikan kepadanya, “Tuan di tanah haram Allah dan tanah haram Rasulullah, jadi tidak mungkin bagimu untuk mem­bunuhnya.”
Khalifah Hisyam berkata, “Wahai Thawus, apa yang membawa­mu melakukan perbuatan ini?
Thawus berkata, “Apa yang telah aku perbuat?”
Khalifah Hisyam berkata, “Kamu menanggalkan kedua sandalmu di tepi permadaniku, kamu tidak mencium tanganku, kamu tidak mengucapkan salam dengan menyebut Amirul Mukminin, kamu tidak menyebut kunyahku dan kamu duduk di sampingku tanpa izinku kemudian berani kamu berkata, ‘Bagaimana keadaanmu wahai Hisyam??”


Imam Thawus menjawab, “Adapun yang kulakukan berupa melepas sandal di tepi permadanimu, sungguh aku juga melepas sandalku di hadapan Rabb pemilik kemuliaan setiap harinya lima kali dan Dia tidak menghukumku! Tidak murka kepadaku!
Adapun ucapanmu ‘Kamu tidak mencium tanganku’, karena aku mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. berkata, ‘Tidak halal bagi seorang lelaki mencium tangan seseorang kecuali kepada isterinya kerana syahwat atau kepada anaknya kerana me­nyayanginya’.
Adapun perkataanmu ‘Kamu tidak meng­ucapkan salam dengan menyebut Amirul Mukminin’, karena tidak setiap rakyatmu redha dengan kepemim­pinanmu sehingga aku benci untuk berdusta ke atas mereka.
Adapun perkataanmu ‘Kamu tidak menyebutkan kunyahku’, karena Allah menyebutkan nama Nabi-nabi-Nya dan nama wali-wali-Nya tanpa kunyah. Allah berfirman,
"Wahai Dawud, Wahai Yahya dan Wahai Isa.” Sebaliknya Allah menye­butkan kunyah musuh-musuh-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. Al-Lahab: 1).
Adapun perkataanmu ‘Kamu duduk di sampingku’, karena aku mendengar Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, "Jika kamu ingin melihat seseorang dari penduduk neraka, maka lihatlah kepada seseorang yang sedang duduk dan orang-orang di sekelilingnya berdiri(mengagungkannya)".
Lalu Khalifah Hisyam bin Abdul Malik berkata, “Nasihatilah aku.”
Imam Thawus berkata, “Aku mendengar Amirul Mukminin Ali berkata, “Sesungguhnya di dalam neraka terdapat ular­-ular sebesar tiang-tiang dan terdapat kalajengking-kala­jengking sebesar keldai mematuk setiap pemimpin yang tidak adil terhadap rakyatnya”, kemudian Imam Thawus berdiri dan keluar.
(Sumber: Wafayatul A’yaan, 2/510)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan